Moment kerusuhan yang baru-baru ini terjadi di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat memang sangat menghebohkan masyarakat Indonesia. Pasalnya akibat kerusah di rutan napi teroris tersebut, memakan beberapa korban jiwa, termasuk polisi. Dan apakah sebenarnya yang menyebabkan hal itu bisa terjadi?. Simak video berikut untuk mengetahui fakta-fakta dibalik kerusuhan Rutan Mako Brimob yang berlangsung selama 36 jam.
Selamat datang di channelterbaik.com dan kali ini kita akan membahas tentang
6 Fakta Kerusuhan di Rutan Mako Brimob.
Selamat datang di channelterbaik.com dan kali ini kita akan membahas tentang
6 Fakta Kerusuhan di Rutan Mako Brimob.
Kronologi kejadian
Pada awalnya, kejadian ini bermula pada hari Selasa (8/5/2018) pukul 15.WIB saat jam besuk tahanan dibatalkan oleh pihak pejagaan. Namun dari pembatalan tersebut, beberapa keluarga para napi menitipkan makanan untuk mereka. Tetapi pihak penjaga tidak segera memberikannya. Hal itu juga yang menjadi penyebab awal kericuhan. Kemudian pada pukul 21.30 WIB, napi teroris yang marah menjebol teralis besi dan keluar berhamburan. Setelah lolos, mereka segera pergi ke ruang penyidik dan merampas beberapa senjata milik polisi juga senjata bukti yang disimpan di ruang penyidik. Setelah mereka memiliki senjata, terjadilah baku tembak antara para napiter(narapidana teroris) dan personil Densus 88 juga Brimob.
Penyebab kerusuhan
Polisi mulanya menyatakan bahwa penyebab kerusuhan adalah makanan. Namun belakangan diketahui ada tuntutan lain dari para teroris itu. Dikutip dari lama berita detik.com, Mereka menuntut sejumlah hal, salah satunya adalah mereka ingin bertemu terdakwa teroris bom Thamrin, Aman Abdurrahman. Apa alasannya? Terdapat kemungkinan karena Aman Abdurrahman adalah pimpinan mereka.
Jumlah teroris yang terlibat kerusuhan
Menurut pernyataan Wakapolri Komjen Syafruddin dalam jumpa pers di Markas Direktorat Polisi Satwa Baharkam Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Kamis (10/5/2018). Ia mengatakan bahwa jumlah seluruh teroris yang melakukan aksi penyerangan berjumlah 156 orang. Dan mereka juga melakukan penyanderaan terhadap 9 anggota Polri.
Jumlah korban Jiwa
Dalam insiden ricuh tersebut, jumlah korban jiwa yang meninggal adalah 6 orang. 5 dari anggota kepolisian, dan 1 korban jiwa lainnya dari pihak napiter. Sedangkan 4 orang lagi dari pihak polisi dilaporkan hanya mengalami luka-luka. Menurut keterangan satuan polisi Mako Brimob, Korban Polisi yang Gugur Mayoritas dibunuh dengan cara yang keji. Seperti, mengalami luka bacok di leher(di gorok), tembakan di kepala, dan sejumlah luka lainnya di sekujur tubuh.
ISIS dalang dari kerusuhan
Beredar berita bahwa Negara Islam, seperti Iraq dan Suriah (ISIS) mengklaim jika mereka sebagai dalang di balik kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob. Hal ini diketahui dari situs kelompok intelijen SITE pada Selasa (8/5/2018). Dalam laman web Jihadist News, dikatakan laporan tersebut berdasarkan kantor berita ISIS "Amaq News Agency". Pernyataan ISIS itu berupa bahasa Arab yang ditayangkan SITE di laman ent.siteintelgroup.com.
Akhir kerusuhan
Akhir kerusuhan dari insiden ini terbilang cukup dramatis. Pasalnya, sebanyak 145 orang napiter yang melakukan aksi teror serta penyerangan, akhirnya menyerahkan diri tanpa syarat setelah dilakukannya pendekatan secara halus. Sedangkan untuk 10 orang sisanya yang masih bertahan harus dilakukan serangan. Setelah seluruh napi menyerahkan diri, Menkunham memutuskan para tahanan ini dipindahkan ke lapas Nusa Kambangan.
Demikianlah liputan tentang 6 Narapidana yang Sukses Melarikan Diri dari Penjara. Bagaimana menurut anda? silahkan tinggalkan komentar di bawah.
Terima kasih telah membaca dan sampai jumpa lagi.
Pada awalnya, kejadian ini bermula pada hari Selasa (8/5/2018) pukul 15.WIB saat jam besuk tahanan dibatalkan oleh pihak pejagaan. Namun dari pembatalan tersebut, beberapa keluarga para napi menitipkan makanan untuk mereka. Tetapi pihak penjaga tidak segera memberikannya. Hal itu juga yang menjadi penyebab awal kericuhan. Kemudian pada pukul 21.30 WIB, napi teroris yang marah menjebol teralis besi dan keluar berhamburan. Setelah lolos, mereka segera pergi ke ruang penyidik dan merampas beberapa senjata milik polisi juga senjata bukti yang disimpan di ruang penyidik. Setelah mereka memiliki senjata, terjadilah baku tembak antara para napiter(narapidana teroris) dan personil Densus 88 juga Brimob.
Penyebab kerusuhan
Polisi mulanya menyatakan bahwa penyebab kerusuhan adalah makanan. Namun belakangan diketahui ada tuntutan lain dari para teroris itu. Dikutip dari lama berita detik.com, Mereka menuntut sejumlah hal, salah satunya adalah mereka ingin bertemu terdakwa teroris bom Thamrin, Aman Abdurrahman. Apa alasannya? Terdapat kemungkinan karena Aman Abdurrahman adalah pimpinan mereka.
Jumlah teroris yang terlibat kerusuhan
Menurut pernyataan Wakapolri Komjen Syafruddin dalam jumpa pers di Markas Direktorat Polisi Satwa Baharkam Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Kamis (10/5/2018). Ia mengatakan bahwa jumlah seluruh teroris yang melakukan aksi penyerangan berjumlah 156 orang. Dan mereka juga melakukan penyanderaan terhadap 9 anggota Polri.
Jumlah korban Jiwa
Dalam insiden ricuh tersebut, jumlah korban jiwa yang meninggal adalah 6 orang. 5 dari anggota kepolisian, dan 1 korban jiwa lainnya dari pihak napiter. Sedangkan 4 orang lagi dari pihak polisi dilaporkan hanya mengalami luka-luka. Menurut keterangan satuan polisi Mako Brimob, Korban Polisi yang Gugur Mayoritas dibunuh dengan cara yang keji. Seperti, mengalami luka bacok di leher(di gorok), tembakan di kepala, dan sejumlah luka lainnya di sekujur tubuh.
ISIS dalang dari kerusuhan
Beredar berita bahwa Negara Islam, seperti Iraq dan Suriah (ISIS) mengklaim jika mereka sebagai dalang di balik kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob. Hal ini diketahui dari situs kelompok intelijen SITE pada Selasa (8/5/2018). Dalam laman web Jihadist News, dikatakan laporan tersebut berdasarkan kantor berita ISIS "Amaq News Agency". Pernyataan ISIS itu berupa bahasa Arab yang ditayangkan SITE di laman ent.siteintelgroup.com.
Akhir kerusuhan
Akhir kerusuhan dari insiden ini terbilang cukup dramatis. Pasalnya, sebanyak 145 orang napiter yang melakukan aksi teror serta penyerangan, akhirnya menyerahkan diri tanpa syarat setelah dilakukannya pendekatan secara halus. Sedangkan untuk 10 orang sisanya yang masih bertahan harus dilakukan serangan. Setelah seluruh napi menyerahkan diri, Menkunham memutuskan para tahanan ini dipindahkan ke lapas Nusa Kambangan.
Demikianlah liputan tentang 6 Narapidana yang Sukses Melarikan Diri dari Penjara. Bagaimana menurut anda? silahkan tinggalkan komentar di bawah.
Terima kasih telah membaca dan sampai jumpa lagi.
No comments
Post a Comment